Pages - Menu

Suci Wulandari

Suci Wulandari
Suci Wulandari

Kamis, 30 Desember 2010

Ciri-ciri Cowok Lagi Selingkuh

1. Suka Marah-marah tanpa sebab;
2. BT kalo disamperin Pasangannya;
3. Menyembunyikan status di situs Jejaring Sosial;
4. Nggak jawab komment dari Pasangan di situs Jejaring Sosial;
5. Mulai pake PRIVASI HAPE;
6. Nyembunyiin sesuatu di Hape;
7. Ada foto cewek tak dikenal di HPnya;
8. Terlalu banyak Cewek yang sebenarnya gga dia kenal di situs Jejaring Sosialnya;
9. Cuek bebek saat Qta sakit;
10. Cuek bebek saat Qta butuh;
11. Lupa tentang apa yang Qta ceritakan;
12. Harus disms duluan baru dia mmau sms;
13. Nggak pernah telepon Qta;
14. Jalan sama Cewek lain tanpa sepengetahuan Qta;
15. Malem minggu aja nggak sms apa lagi Ngapel???
16. Tak bisa diandalkan lagi;
17. Super Pemalas;
18. Nggak perhatian lagi;
19. Usut punya usut ada cewek sering maen k tempatnya tanpa sepengetahuan Qta;
20. Lupa Tanggal Jadian
21. Lupa Ultah Pasangannya
22. Cuek Waktu Ultah Pasangannya
23. Gga ada lagi foto Qta di KAMARNYA!




Tidak ada maksud mempengaruhi kalian para wanita, tapi sekedar mengingatkan. Percaya harus, tapi waspada MUSTI. Ok? Kalo Pasangan kalian mengalami ciri-ciri tersebut, patut dipertanyakan secara baik-baik...!!!

NgeCozt? Kangen Ortu???

Kangen itu normal kok. Dulu aku juga gitu, bahkan sampe-sampe tiap pulang kuliah males pulang ke kostan karena bawaannya ngerasa kesepian. Gimana cara ngatasinnya? Aku punya beberapa tips yang dulu aku jalanin:

1. Kenalan sama temen-temen baru, temen kost, temen kuliah, atau temen semasa ospek juga boleh. Dengan kenalan sama mereka, kamu bisa ada temen jalan, temen makan siang, temen ngobrol, bahkan temen curhat. Alhasil kamu nggak kesepian-kesepian amat, sehingga rasa kangen kamu lambat laun bisa dikontrol.

2. Kumpul-kumpul sama temen-temen seperantauan. Mungkin ada temen sekolah atau temen kuliah yang berasal dari daerah yang sama kayak kamu, yaa main aja sama mereka. Pas kumpul-kumpul, ngobrollah pake bahasa daerah (lumayan buat obat kangen) atau ngobrolin soal kampung halaman, hehehe. Kalau udah deket dan akrab kan kamu sama dia bisa janjian pulang kampung bareng. :P

3. Cari kegiatan kemahasiswaan buat manfaatin waktu kosong atau mendalami hobi kamu. Waktu kosong jangan dipake buat ngelamun atau nangis dong ah, kan sayang kalorinya.. ^,^

4. Jangan beranggapan kamu cengeng dan nggak bisa mandiri. Kalau Tuhan sudah memberikan kesempatan kamu buat kuliah di luar kota, itu tandanya Dia udah ngasih kamu kepercayaan dan kesempatan untuk belajar mandiri. Yang namanya sekolah ya belajar, jadi...yakin deh, pelan-pelan kamu bakal terbiasa hidup mandiri. Ngekost itu ada enaknya kok. :)

Selamat mencoba, sukses ya buat kuliahnya! ^,^

materi referensi:

pengalaman pribadi

Tas Anya Menarik karena Gambarnya

mayoritas, cewe hobi menggunakan dan mengkoleksi tas bahan kulit yang membuat mereka kelihatan elegan. Akan Tetapi kalau selalu pake tas seperti itu, orang kan boleh jenuh pula melihat anda. Anda pula kelamaan mampu jadi bag lovers biasa aja. tahu sendiri kan, tampil beda terkadang amat krusial untuk penyegaran. Ngga’ hanya buat anda, namun pula buat orang yang melihat.
Kalo sista jenuh dengan kumpulan tas sista yang sekarang, coba cek koleksi tas anya di Tokotasmurah.com. Tas Anya Hindmarch adalah alternatif yang bagus kalo sist berkeinginan berpenampilan beda. Salah satu tipikal khas tas anya adalah gambar. Umumnya berupa foto baby yang lucu-lucu dan imut. Setiap orang melihat pasti suka dan tersenyum memandang tas anya. Tapi ada pula tas anya yang gambarnya pemandangan kota.

Mengapa Dianjurkan Membawa Dompet Apabila Keluar Rumah

Selain telepon genggam, dompet merupakan salah satu benda yang dikategorikan harus diikutsertakan. Malahan sebegitu harusnya, pergi dari rumah tanpa mengikutsertakan dompet baik dompet asli maupun dompet kw 1 bisa berakhir masalah. apabila doku disimpan dalam dompet. Ga ada dompet sama aja tidak bawa uang, nda bisa tiba ke lokasi tujuan dikarenakan ngga ada ongkos. Nda apa-apa dompet murah…yang pokok isinya.
yang paling utama dari semua isi dompet adalah Kartu Tanda Penduduk. Surat Izin Mengemudi biasanya KTP atau Surat Izin Mengemudi. Tanpa KTP, penduduk di Jakarta bisa dianggap warga tanpa izin dan dipulangkan ke kota awalnya. Tanpa SIM, urusan dengan satgas bakal lama. Jadi jika keluar dari rumah,jangan lupa bawa dompet cantik anda.

Tas Tote Disukai tidak sedikit Mahasiswa dan Pekerja Kantoran

Dari begitu tidak sedikit jenis tas, Tas Model Tote merupakan satu dari model yang paling popular. tidak sedikit orang yang memesan tas model tote untuk menemani aktivitas mereka sehari-hari, terutama pelajar atau karyawan. penyebab utama mereka adalah sebab mereka mampu membawa Banyak barang dalam Tas Model Tote. Ngerti sendiri kan, pegawai kantoran seringkali kudu menyertakan dokumen tugas mereka. Jadi Tas Model Tote adalah pilihan yang mantap untuk kamu yang mencari tas yang mampu memuat Banyak barang.
sekarang ini, Tas Model Tote mampu dengan gampang kamu temukan di pasaran, apalagi di Internet. Banyak online shop yang menyediakan tas tote, baik tas original maupun tas kw 1. salah satu contoh tas tote yang sangat disukai tidak sedikit orang adalah tas LV neverfull.

Trik Cerdas Membeli Tas Dari Panjang Talinya

Pada waktu memilih tas pastikan tas kw1 berkualitas dengan tali tidak panjang yang tidak terlalu tipis sebab dengan beban tas kantor yang berat bakal membuat tidak sedikit kesulitan. Sebaiknya hindari tas kantor bertali panjang agar tak berat sebelah. Berat dari bags products di salah satu sisi tubuh akan menarik bagian bahu anda ke depan supaya letak tas kantor tetap di tempatnya.

Rabu, 29 Desember 2010

ANALISIS PERUBAHAN MAKNA DALAM NOVEL NEGERI LIMA MENARA KARYA : A. FUADI

Perubahan Makna dalam Novel Negeri Lima Menara
A.Fuadi cukup banyak menggunakan perubahan makna perluasan pada novel Negeri Lima Menara ini, analisisnya adalah sebagai berikut :

a)      Dari hasil analisis ditemukan beberapa kata yang mengandung perubahan makna perluasan. Diantaranya pada kata tiket, mengunci, bapak, ibu, kakak, dan anak.
b)      Dari hasil analisis ditemukan beberapa kata yang mengandung perubahan makna penyempitan. Diantaranya pada kata madrasah, dan kiai.
c)      Dari hasil analisis ditemukan beberapa kata yang mengandung perubahan makna peninggian. Diantaranya pada kata saya, saudagar, anda, dan menikah.
d)     Dari hasil analisis ditemukan beberapa kata yang mengandung perubahan makna penurunan. Diantaranya pada kata lelaki, perempuan, tergila-gila, dan julukan.
e)      Dari hasil analisis ditemukan beberapa kata yang mengandung perubahan makna pertukaran. Diantaranya pada kata bunyi halus, aku kecut, dan ketukan halus.
f)       Dari hasil analisis ditemukan beberapa kata yang mengandung perubahan makna persamaan. Diantaranya pada kata sepelemparan batu, mengibarkan senyum, Sepotong do’a, dengungan ribuan tawon, Bulatkanlah dan sahabat pena.
g)      Dari hasil analisis ditemukan beberapa kata yang mengandung perubahan makna metafora. Diantaranya pada kata kaki ibu, daun pintu, mulut pintu, dan ekor mata.

  1. Makna kata yang tergolong dalam perubahan makna yang terdapat pada novel Negeri Lima Menara

Dalam novel Negeri Lima Menara terdapat kata-kata yang mengalami perubahan makna, perubahan makna tersebut terbagi dalam macam-macam perubahan makna. Perubahan makna tersebut, antara lain :
a)      Analisis perluasan (generalisasi) makna dalam novel Negeri Lima Menara, antara lain :
Kata                                     Makna Lama                      Makna Baru
1)      Tiket (hal 4)                          Karcis masuk suatu              kunci
                                                                                          tempat

2)      Mengunci (hal 11)                Menutup pintu                     Mengurung
                                                                                          pada kata
                                                                                          “Mengunci
                                                                                            diri”

3)      Bapak (hal 26)                      orang tua laki-laki                semua laki
                                                                                          -laki yang
                                                                                          Berumur
                                                                                          lebih tua

4)      Ibu (hal 26)                          orang tua perempuan            semua
                                                                                          perempuan
                                                                                          yang
                                                                                          berumur
                                                                                          lebih tua

5)      Kakak (hal55)                      saudara kandung                  semua orang
                                             yang lebih tua                       yang lebih tua
6)      Anak(hal 19)                        Keturunan yang kedua         orang yang
                                                                                          lebih muda,
                                                                                          perlu
                                                                                          nasihat
7)      Murid(hal 26)                       Siswa suatu sekolah             semua orang
                                                                                          yang diajar
8)      Asrama (hal 32)                    Tempat tinggal yang            tempat tinggal
                                             dikelola lembaga                  yang dikelola
                                             atau sekolah                         secara swasta
        
b)      Penyempitan (spesialisasi) makna dalam novel Negeri Lima Menara, antara lain :
Kata                                           Makna Lama                   Makna Baru
1)      Madrasah (hal 7)                        Sekolah                             Sekolah Islam
2)      Ke Belakang                              Pergi ke tempat yang        Buang air
                                                   ada di belakang                 besar atau
                                                                                             kecil
c)      Peninggian (ameliorasi) makna dalam novel Negeri Lima Menara, antara lain:
1)      Saya (hal 19)                        Lebih tinggi daripada        Gua
2)      Saudagar (hal 19)                 Lebih tinggi daripada        Pedagang
3)      Anda (hal 28)                       Lebih tinggi daripada        Kamu
4)      Menikah(hal 99)                   Lebih tinggi daripada        Kawin

d)     Penurunan (peyorasi) makna dalam novel Negeri Lima Menara, antara lain :
1)      Perempuan (55)                 Lebih rendah daripada         Wanita
2)      Lelaki (90)                         Lebih rendah daripada         Pria
3)      Tergila-gila (99)                 Lebih rendah daripada         Terpesona
4)      Julukan (99)                      Lebih rendah daripada         Panggilan
e)      Pertukaran (sinestesia) makna dalam novel Negeri Lima Menara, antara lain pada kalimat :
1)      Ketukan-ketukan halus terdengar setiap gumpal salju yang menyentuh kaca depanku. Halaman 1, bermakna ketukan secara pelan.
2)      Tapi hari ini pula aku kecut, karena tidak siap mengikuti ujian masuk. Halaman 37, bermakna aku malas.
3)      Bunyi halus dari messenger menghentikan tanganku. Halaman 3, bermakna bunyi yang sangat pelan.
f)       Persamaan (asosiasi) makna dalam novel Negeri Lima Menara, antara lain :
1)      Posisi kantorku hanya sepelemparan batu dari The Capitol. (Halaman 2)
2)      Malam ini Amak tidak mengibarkan senyum. (Halaman 6)
3)      Sepotong do’a dari para orang tua murid yang mengintip-intip dari luar jendela. (Halaman 37)
4)      Semua orang mengobrol seperti dengungan ribuan tawon transmigrasi. (Halaman 48)
5)      Bulatkanlah niat di hati kalian. (Halaman 50)
6)      Hobi berkirim surat atau sahabat pena berada di puncak popularitas. (Halaman 99)

g)      Metafora makna dalam novel Negeri Lima Menara, antara lain :
1)      Daun pintu bermakna batang pintu.
2)      Mulut pintu bermakna lubang pintu masuk.
3)      Ekor mata bermakna melihat sepintas atau sekilas.

ANALISIS CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI

 UNSUR INTRINSIK  DAN EKSTRINSIK
a.      Unsur Intrinsik
1.      Tema :
Seorang kepala keluarga yang lalai menghidupi keluarganya.
2.      Amanat pokok yang terdapat dalam cerpen ini adalah "Pelihara, dan jagalah apa yang kau miliki, bertanggungjawablah dengan kewajibanmu di dunia ini." Amanat lain yang dapat diambil dari cerpen, antara lain:
1) jangan cepat marah kalau diejek orang,
2) jangan cepat bangga kalau berbuat baik,
3) jangan terpesona oleh gelar dan nama besar,
4) jangan menyia-nyiakan yang kamu miliki, dan
5) jangan egois.
3.       Latar
Dalam suatu cerita latar dibentuk melalui segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya suatu peristiwa. Latar ini ada tiga macam, yaitu: latar tempat; latar waktu; dan latar sosial.
a. Latar Tempat
Latar jenis ini biasa disebut latar fisik. Latar tempat yang ada dalam cerpen ini jelas disebutkan oleh pengarangnya, seperti kota, dekat pasar, di surau, dan sebagainya, seperti yang sudah dipaparkan di atas contoh seperti berikut :

Kalau beberapa tahun yang lalu Tuan datang ke kota kelahiranku dengan menumpang bis, Tuan akan berhenti di dekat pasar. Melangkahlah menyusuri jalan raya arah ke barat. Maka kira-kira sekilometer dari pasar akan sampailah Tuan di jalan kampungku. Pada simpang kecil kekanan, simpang yang kelima, membeloklah ke jalan sempit itu. Dan di ujung jalan itu nanti akan tuan temui sebuah surau tua
b.      Latar Waktu
Latar jenis ini, yang terdapat dalam cerpen ini ada yang bersamaan dengan latar tempat, seperti yang sudah dipaparkan di atas pada latar tempat atau contoh yang lainnya seperti berikut :
“Pada suatu waktu,” kata Ajo Sidi memulai, “..di Akhirat Tuhan Allah memeriksa orang-orang yang sudah berpulang ….”
c.       Latar Sosial
Di dalam cerpen ini latar sosial digambarkan sebagai berikut :
Dan di pelataran surau kiri itu akan tuan temui seorang tua yang biasanya duduk disana dengan segala tingkah ketuaannya dan ketaatannya beribadat. Sudah bertahun-tahun Ia sebagai Garin, penjaga surau itu. Orang-orang memanggilnya kakek. Dari contoh ini tampak latar sosial berdasarkan usia, pekerjaan, dan kebisaan atau cara hidupnya.
4.      Alur
Alur cerpen ini adalah alur mundur karena ceritanya mengisahkan peristiwa yang telah berlalu yaitu sebab-sebab kematian kakek Garin. Sedangkan strukturnya berupa bagian awal, tengah, dan akhir. Adapun alur mundurnya mulai muncul di akhir bagian awal dan berakhir di awal bagian akhir.
5.      Penokohan
Tokoh dalam cerpen ini ada empat orang, yaitu tokoh Aku, Ajo Sidi, Kakek, dan Haji Saleh.
1) Tokoh Aku berwatak selalu ingin tahu urusan orang lain.
2) Ajo Sidi adalah orang yang suka membual,dan cinta kerja.
3) Kakek adalah orang yang egois dan lalai, mudah dipengaruhi dan mempercayai orang lain pendek akal dan pikirannya, serta terlalu lemah imannya.
4) Haji Saleh yaitu orang yang telah mementingkan diri sendiri (egois).
6.      Titik Pengisahan
Titik pengisahan cerpen ini yaitu pengarang berperan sebagai tokoh utama (akuan sertaan) sebab secara langsung pengarang terlibat di dalam cerita. Selain itu pengarang pun berperan sebagai tokoh bawahan ketika si kakek bercerita tentang Haji Saleh di depan tokoh aku.
7.      Gaya Bahasa / Majas
Majas yang digunakan dalam cerpen ini di antaranya majas alegori karena di dalam cerita ini cara berceritanya menggunakan lambang, yakni tokoh Haji Saleh dan kehidupan di akhirat, atau lebih tepatnya menggunakan majas parabel (majas ini merupakan bagian dari majas alegori) karena majas ini berisi ajaran agama, moral atau suatu kebenaran umum dengan mengunakan ibarat. Majas ini sangat dominan dalam cerpen ini
Selain majas alegori atau parabol, pengarang pun menggunakan majas Sinisme seperti yang diucapkan tokoh aku: ”…Dan yang terutama ialah sifat masa bodoh manusia sekarang, yang tak hendak memelihara apa yang tidak dijaga lagi….” Inilah sebuah kritik untuk masyarakat kita sekarang ini. Dengan demikian penggunaan majas-majas itu untuk mengingatkan atau menasehati sekaligus mengejek pembaca atau masyarakat. Nasehat dan ejekannya itu ternyata berhasil. Buktinya, ketika cerpen ini diterbitkan tidak lama kemudian cerpen ini mendapat tempat di hati pembacanya dan masih terus dibicarakan hingga kini.

b. Unsur Ekstrinsik

1.      Judul                             : Robohnya Surau Kami
2.      Penulis                           : Ali Akbar Navis
3.      Agama Pengarang         : Islam

  NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM CERPEN
ü  Nilai Sosial :
Kita harus saling membantu jika orang lain dalam kesusahan seperti dalam cerpen tersebut karena pada hakikatnya kita adalah mahluk sosial.


ü  Nilai Moral
Kita sebagai sesama manusia hendaknya jangan saling mengejek atau menghina orang lain tetapi harus saling menghormati.
ü  Nilai Agama
Kita harus selalu melakukan kehendak Allah, jangan melakukan hal yang dilarang oleh-Nya seperti bunuh diri, mencemooh dan berbohong.
ü  Nilai Pendidikan
Kita tidak boleh putus asa dalam menghadapi kesulitan tetapi harus selalu berusaha dengan sekuat tenaga.
ü  Nilai Adat
Kita harus memegang teguh nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.

MANFAAT CERPEN
Cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A. Navis sebagai Bahan Pembelajaran Sastra di Kelas. Cerpen sebagai salah satu karya sastra jelas dapat memberikan manfaat seperti layaknya karya sastra yang lain. Manfaatnya selain memberikan kenikmatan dan hiburan, dia juga dapat mengembangkan imajinasi, memberikan pengalaman pengganti, mengembangkan pengertian perilaku manusia dan dapat menyuguhkan pengalaman yang universal. Oleh karena itu dapat memberikan manfaat, maka sewajarnya sebuah cerpen dapat dijadikan bahan/materi pembelajaran sastra di kelas. Pemilihan dan penetapan cerpen sebagai bahan/materi pembelajaran tentunya harus mengikuti kriteria yang sudah ditetapkan secara umum yaitu:
a. Dilihat dari segi bahasanya, cerpen ini jelas menggunakan bahasa yang bisa dipahami pembaca orang Indonesia, yaitu bahasa Indonesia. Tidak hanya ini, gaya bahasanya pun menarik dan pilihan katanya pun dapat memperkaya kosa kata siswa dalam hal bidang keagamaan.
b. Latar belakang budaya yang ditampilkan pun masih terasa umum. Jadi, siapa pun (baik yang beragama Islam, kristen, Hindu,maupun Budha) bisa dengan mudah memahaminya dan tidak menimbulkan pertentangan yang mendasar. Meskipun di dalamnya terdapat kosa kata islami, hal ini tidaklah menggangu bahkan akan menarik jika siswa membandingkan dengan kosa kata non-Islam yang sejenis.


Berdasarkan kriteria-kritera inilah kiranya cerpen ini sangat sesuai dan tepat bila dijadikan bahan ajar untuk pembelajaran sastra di kelas I dan II, apalagi di kelas III SMU. Selain itu, akan lebih menarik lagi jika gurunya pun aktif-kreatif ketika membelajarkan siswanya dalam menelaah cerpen tersebut. Namun demikian, agar pembelajaran sastra dengan bahan cerpen itu menarik dan lancar, guru dan siswanya pun haruslah sama-sama membaca cerpen itu lebih dari satu kali dan jangan coba- coba membaca ringkasannya.

DASAR-DASAR TATA WACANA

A. Definisi wacana 
1. KAMUS WEBSTER, 1983 bererti: -Hubungan fikiran dengan kata-kata; ekspresi idea-idea atau gagasan-gagasan; atau percakapan -Hubungan secara umum, terutama sebagai suatu subjek kajian atau pokok bahasan -Risalah tulisan, disertasi formal; kuliah, ceramah; khutbah.
2. KAMUS DEWAN EDISI BARU 1993 bererti: - Ucapan, pertuturan, percakapan, keseluruhan tutur yang merupakan suatu kesatuan - Keseluruhan terbitan atau hasil karya dalam sesuatu bahasa.
3. STUBBS, MICHAEL: Wacana merupakan kesatuan bahasa yang lebih besar daripada ayat atau klausa. Dengan kata lain, wacana merupakan unit-unit linguistik yang lebih besar daripada ayat atau klausa, seperti pertukaran-pertukaran percakapan atau teks-teks tertulis. Secara ringkas; yang disebut teks bagi wacana adalah ayat bagi ujaran.
4. ASMAH HAJI OMAR: Wacana ialah unit bahasa yang melebihi batas ayat, yang di dalamnya memperlihatkan hubungan-hubungan dan perkembangan fikiran yang berurutan seperti ayat, sejumlah ayat, ceraian, perenggan, bab, buku, novel, cerpen, cerita, dialog, siri buku (cerita) dan sebagainya. 
5. HARIMURTI KRIDALAKSANA: Wacana ialah satuan bahasa terlengkap; dalam hierarki tatabahasa merupakan satuan tatabahasa tertinggi atau terbesar. Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang mempunyai keutuhan (novel, buku, ensiklopedia, dan sebagainya), paragraf, ayat atau kata yang membawa amanat yang lengkap. 
6. CARLSON : Wacana ialah rentetan ujaran yang berkesinambungan dan gramatis serta tersusun rapi.
7. HENRY GUNTUR TARIGAN: Wacana ialah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan yangg mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secara lisan atau tertulis. 


1.
Semua perkara yang melibatkan bahasa ialah wacana. Retorik menjadi komponen yang penting bagi wacana.
2.
Fonologi merupakan kajian mengenai fonem sebagai unit bahasa. Sintaksis pula mengkaji ayat sebagai unit bahasa, binaan serta konstruksinya. Bagaimanapun kebolehan menguasai bidang-bidang ini hanya menjamin kebolehan menggunakan sistem dan peraturan-peraturan tatabahasa sahaja.
3.
Tingkat-tingkat fonem, morfem, kata. frasa, klausa, dan ayat merupakan peringkat bentuk; manakala wacana merupakan peringkat fungsi.
4.
Kamus Dewan mentakrifkan wacana sebagai:
i. keseluruhan tutur yang merupakan suatu kesatuan, ucapan, pertuturan, percakapan'
ii. kesatuan fikiran yang utuh, sama ada dalam bentuk lisan (seperti pidato, khutbah) atau tulisan (seperti surat, aartikel, novel, cerpen).
5.
Wacana ialah satu unit bahasa yag lengkap . Ia melebihi tingkat ayat.









Oleh kerana sifatnya yang lengkap wacana mempunyai tubuh teks seperti berikut:
a. pendahuluan
b. tubuh - isi, munasabah, logik, menarik, berkesan, usur-unsur paralinguistik (tanda bacaan, cetakan tebal, miring, garis tebal)
c. penutup
d. graf, jadual, peta dan statistik.
6.
Ia dapat digambarkan seperti berikut:


Wcana boleh ditulis dalam pelbagai bentukpenulisan, iaitu sama ada naratif (pemerian), deskriptif (pengambaran), eksposisi (pendedahan) atau penghujahan.
8.
Wacana mempunyai penanda, juga dikenali sebagai penanda wacana.



Fungsi
Contoh
1. Tambahan
dan, serta, lagi, tambahan lagi, tambahan pula, selanjutnya, seterusnya, di samping.
2. Urutan
pertama, kedua, seterusnya, selepas itu, kemudian, kemudian daripada itu, akhirnya.
3. Penyataan semula
iaitu, yakni, dengan kata lain, seperti yang diterangkan.
4. Contoh
contohnya, seperti, ibarat, laksana, macam, umpama, bagai, bak kata, sebagai.
5. Rumusan
rumusannya, kesimpulannya, sebagai kesimpulan, akhir kata, sebagai penyimpul kata
6. Tempat
berhampiran dengan, bersebelahan dengan, bertentangan dengan.
7. Waktu
apabila, ketika, semasa, kemudian, selepas, pada mulanya, lama-kelamaan, lambat-laun, akhirnya.
8. Sebab dan kesan
oleh itu, sebab itu, justeru itu, fasal, lantaran, jadi, dengan itu.
9. Bandingan
seperti juga, serupa dengan, sesuai dengan, sama juga dengan.
10. Pertentangan
tetapi, sebaliknya, sungguhpun, walau bagaimanapun, namun begitu, bertentangan dengan.
11. Pengesahan
sebenarnya, sesungguhnya, sewajarnya, tentulah, pastilah, sememangnya.


B.     Unsur-unsur dan Ciri-ciri wacana
1.Unsur-Unsur Wacana: 
o   Satuan bahasa 
o   Terlengkap / terbesar / tertinggi kedudukannya 
o   Mengatasi ayat / klausa 
o   Teratur / tersusun rapi / rasa koheren (kepautan) 
o   Berkesinambungan (penanda wacana)
o   Rasa kohesi (kesepaduan) 
o   Dalam bentuk lisan / tulisan 
o   Mempunyai permulaan dan penutup 

2. Ciri-Ciri Wacana : 
Ø  Mempunyai koheren (pertautan: ayat dengan ayat, perenggan dengan perenggan lain dan isi dengan isi yang lain)
Ø  mempunyai kohesi (kesepaduan): ketepatan seluruh isi-isi yang dikemukakan fokus kepada tajuk atau isu yang diketengahkan
Ø  mempunyai tujuan bagi menentukan jenis wacana,penggunaan ayat 
Ø  Bermaklumat: tiap-tiap ayat mesti mempunyai maklumat baru yang tidak terdapat dalam ayat sebelumnya 
Ø  Diterima khalayak/audiens: penerimaan tinggi jika pembaca atau pendengar memahami sepenuhnya wacana itu dan mempunyai tujuan yang sama 
Ø  Berlandaskan hubungan: penutur dengan pendengar, penulis dengan pembaca 
Ø  Mempunyai andaian dan inferens: inferens memberikan maklumat baru kepada andaian 
Ø  Mempunyai gaya : bersahaja atau tidak bersahaja, rasmi atau tidak rasmi, mempengaruhi pemilihahan laras bahasa, ayat, penggunaan dialek dll 
Ø  Mesti memasukkan maklumat yang tidak berlawanan dengan logik akal dan tidak bertentangan dengan maklumat yang ada dalam ayat sebelumnya 


Setiap tulisan atau bacaan selalu memiliki karakteristik tersendiri.Entah itu bacaan sastra, ilmiah, atau ilmiah pop. Karakteristik tersebut dilihat dari cara dan tujuan penulis mengekspresikan idenya.

Karakteristik tadi terdiri atas deskripsi, narasi, argumentasi, eksposisi, dan persuasi.

1) Deskripsi adalah lukisan, dalam wacana ini pengarang mengekspresikan idenya dengan cara melukiskan sesuatu sehingga pembaca merasa melihat, mendengar, mencicipi, merasakan, atau mencium sesuatu yang pengarang sampaikan. Dalam wacana ini unsur pancaindria yang dilibatkan.
Contoh wacana deskripsi banyak terdapat dalam karangan fiksi seperti cerpen, atau novel walaupun keberadaan tidak dominan.
Misalnya : Kami duduk di bangku yang berada di bawah pohon beringin rimbun menghijau yang akar-akarnya sudah menjuntai ke tanah menandakan usianya sudah tua. Nyaman sekali kami duduk-duduk di sana ketika matahari terik bulan Mei menerpa. Semilir angin yang membawa keharuman humus membelai-belai rambut dan kulit kami sehinggaenyahlah kepenatan kami.

2) Narasi adalah cerita, dalam wacana ini pengarang mengekspresikan idenya dengan cara menceritakan sesuatu kejadiaan yang dialami tokoh. Dalam wacana ini unsur tokoh atau pelaku peristiwa, kejadian-kejadian atau peristiwa, tempat kejadian, waktu kejadian menjadi ciri yang terpenting.
Contoh wacana narasi banyak dijumpai dalam karya fiksi dan nonfiksi. Dalam karya fiksi seperti cerpen dan novel. dalam karya nonfiksi seperti sejarah, berita, biografi, dan autobiografi.
Misalnya : Saya datang terlambat ke sekolah hari ini karena bangun kesiangan. Tiba di sekolah pukul 7.45, sehingga saya ditegur oleh guru piket. Dan ketika masuk ke ruang Bahasa Inggris saya dilarang masuk karena waktu toleransi untuk yang kesiangan sudah habis.
Berdasarkan contoh di atas kita melihat ada pelaku peristiwa yaitu saya, dan kejadian-kejadiannya adalah datang terlambat ke sekolah, bangun kesiangan, ditegur guru piket, tidak boleh masuk ke ruang Bahasa Inggris, ada tempat kejadian, yaitu rumah, dan sekolah, ada waktu yaitu hari ini, pukul 7.45.

3) Argumentasi adalah pendapat, yaitu jenis karangan yang di dalamnya terdapat pernyataan-pernyataan atau pendapat penulis. Pendapat penulis ini pada umumnya berasal dari hasil pengamatan, kajian, wawancara, penelitian penulis sendiri ataupun orang lain. Agar pendapat tersebut diterima oleh pembaca, penulis menyertakan alasan dan bukti yang dapat berupa data, fakta, atau hasil analisisnya dengan cara melampirkannya dalam tulisan tersebut.
Contoh wacana ini banyak dijumpai pada karya ilmiah, seperti artikel, makalah, skripsi, tesis, dan disertasi.
Misalnya : Maraknya aliran sesat hendaknya membuat kita waspada untuk membentengi diri dengan pemahaman akidah tauhid yang benar. Inti tauhid tidak terlepas dari dua dimensi keimanan: meyakini tiada tuhan selain Allah Swt dan mengikrarkan diri bahwa Nabi Muhammad adalah utusan-Nya.

4) Eksposisi = penjelasan, pemaparan, yaitu jenis karangan dengan sifat dan tujuan menjelaskan atau memaparkan sesuatu kepada pembaca sehingga pembaca mendapat informasi atau pengetahuan baru.


  1. Jenis-jenis Wacana

1. Berdasarkan media penyampaian: wacana lisan dan tulisan 
2. Berdasarkan pengungkapan: wacana langsung dan tidak langsung 
3. Berdasarkan bentuk : wacana prosa, puisi dan dramai