Oka Rusmini merupakan sastrawan Indonesia yang jeli dalam mengamati fenomena-fenomena sosial budaya. Kehidupan masyarakat yang kompleks dan rumit ia tuangkan dalam tulisan dengan menggunakan bahasa sederhana yang terkadang masih lekat dengan logat Bali. Ia juga mampu menggambarkan yang cukup spesifik tentang kehidupan masyarakat Bali. Keistimewaan Oka Rusmini dalam novel Tarian Bumi bahwa tokoh yang terlibat dalam novel tersebut dapat diungkapkannya dengan cermat tanpa kehilangan jalinan kisah, apalagi kehilangan alur cerita. Selain itu, Oka Rusmini mampu menggambarkan kehidupan masyarakat Bali yang begitu kompleks dengan adat istiadat dan peraturan-peraturan yang sulit dipahami oleh logika. Novel ini mengetengahkan beberapa konflik yang ada dalam kehidupan bermasyarakat.
Melalui novel Tarian Bumi ini, Oka Rusmini menyuguhkan sebuah realita Bali yang sesungguhnya memendam luka yang teramat dalam bagi para penghuninya. Setelah dihayati lebih jauh lagi, tampaklah ada setumpuk gugatan yang ingin disampaikan oleh Oka. Tarian Bumi menampilkan dunia perempuan yang sama sekali berbeda dibandingkan penggambaran yang pernah ada sebelumnya. Perempuan dalam Tarian Bumi, dicitrakan sebagai sosok-sosok yang begitu kuat, gelisah, mandiri, dan memberontak.
Novel Tarian Bumi, dengan mengambil budaya Bali sebagai latar, merupakan gugatan feminisme Oka Rusmini terhadap kemapanan nilai-nilai lama yang tertutup dan angkuh. Perempuan-perempuan yang digambarkan oleh Oka Rusmini tidak hanya menjadi sebuah kritikan yang keras terhadap sistem patriarki, sistem yang selama ini merugikan kaum tersebut. Oka Rusmini bahkan menawarkan sebuah pemberontakan dengan sebuah pemikiran, bahwa perempuan tidaklah hanya untuk dipilih, tapi juga berhak untuk memilih.
Oka Rusmini melalui novelnya ini ingin memaparkan kondisi masyarakat Bali terutama kaum perempuan secara terang-terangan, di mana terdapat beberapa pertentangan adat. Pengarang ingin mengajak masyarakat untuk mencapai kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan tanpa memandang kelas-kelas sosial dalam novel ini. Perjuangan tokoh perempuan dalam mewujudkan feminisme dalam novel ini diharapkan dapat memberikan implikasi bahwa untuk mencapai kebahagiaan dalam hidup tidaklah mudah, dibutuhkan perjuangan keras dan sikap pantang menyerah.
Novel Tarian Bumi karangan Oka Rusmini sangat menarik bila dilihat dari segi psikologis. Novel ini mempunyai kelebihan di antaranya ialah tokoh utama cerita ternyata mampu dan tegar menghadapi berbagai fenomena hidup meskipun di dalamnya banyak terjadi konflik. Di lain pihak, melalui tokoh cerita pengarang ingin menyampaikan pesan moral kepada pembaca bahwa untuk mencapai suatu keinginan haruslah di ikuti dengan usaha yang sungguh-sungguh dan pantang menyerah. Novel ini juga mengajarkan bahwa kita harus selalu patuh dan menghormati adat yang dimilikinya. Walaupun tidak semua adat baik bagi yang bersangkutan. Ditambah lagi cerita novel ini menggunakan alur flashback yang semakin menarik dan membuat pembaca penasaran.
Kekurangan novel ini adalah terlalu menggunakan bahasa yang cukup fulgar, tetapi dapat tertutupi dengan adanya kisah yang sangat menarik. Kelebihan novel inni adalah jika dilihat dari segi psikologis memang terdapat kebaikkan karena menceritakan bagaimana seorang wanita yang tegar menghadapi cobaan hidup, jika dilihat dari segi agama juga baik, karena walaupun menentang adat tetapi tetap menjalankan ibadah mereka.
Amanat yang terdapat dalam novel Tarian Bumi karya Oka Rusmini yaitu, ajaran moral. Bahwa untuk mencapai suatu keinginan haruslah di ikuti dengan usaha yang sungguh-sungguh dan pantang menyerah. Tampak dalam kutipan berikut:
“Aku ingin sembahyang, Kenten. Bicara pada para dewa agar mereka tahu aku sungguh-sungguh ingin menjadi penarijoged. Aku ingin mengangkat sekehe joged ini. Aku ingin para dewa berbicara dengan tetua desa ini bahwa aku pantas menjadi penari.” (Tarian Bumi, 2007: 39).
Novel ini juga mengajarkan bahwa kita harus selalu patuh dan menghormati adat yang dimilikinya. Walaupun tidak semua adat baik bagi yang bersangkutan. Seperti budaya Bali yang menempatkan kaum perempuan di bawah laki-laki. Perempuan Bali tidak memiliki persamaan hak dengan kaum laki-laki, seperti dalam memilih pasangan hidup. Misalnya, Perempuan Bali dilarang menikah dengan laki-laki yang berbeda kasta, apabila mereka melanggarnya maka mereka harus siap menanggung resikonya. Disini tampak perbedaan hak antara kaum laki- laki dan perempuan di Bali yang seharusnya itu dihapus. Perempuan Bali adalah perempuan pekerja keras yang patuh pada adat dan setia pada keluarga. Disini dapat kita contoh perjuangan mereka dalam mencapai kebahagiaan, walaupun harus menentang adat.
Berdasarkan figur tokoh perempuan dalam novel ini, diharapkan dapat memberi implikasi bagi pembaca, yaitu mampu menyadari bahwa setiap manusia dilahirkan dengan masing-masing adat budayanya. Namun tidak semua adat itu baik untuk kita, seperti dalam novel Tarian Bumi ini. Dan kita juga harus saling menghormati antara hak dan kewajiban setiap orang tanpa diskrimasi ras, agama, dan jenis kelamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar