A.
Resume Jurnal Makna Simbol Dalam
Karya Sastra
Dra. Albertine
S. Minderop, M.A. membahas hubungan bahasa simbol, dan kesusastraan. Maksudnya
adalah memahami simbol-simbol yang terdapat dalam karya sastra. Bahasa adalah
milik manusia yang digunakan untuk menyampaikan pikiran dan perasaannnya sebagai
alat komunikasi. Ada banya definisi bahasa yang disampaikan beberapa ahli
bahasa seperti Yuen Ren Chao, Aristoteles, dan Anton Reicheling dalam makna dan
peranan bahasa. Dalam hubungan dengan peran, bahasa memiliki beberapa fungsi,
antara lain fungsi kreatif.
Dalam
menggunakan bahasa, orang senantiasa berfikir untuk memahami makna yang
terkandung dalam kata-kata. Situasi ini menghubungkan bahasa dengan filsafat,
karena filsafat menawarkan kesempatan untuk berpikir dengan cara mengajukan
pertanyaan.
Menurut
Heidegger, bahasa sebagai suatu proses, gerakan, dan suatu jalan. Pemahaman
suatu teks terletak pada mendengarkan lewat bahasa manusia tentang hal yang
dikatakan. Masalah bahasa ditemukan Heidegger lewat disiplin ilmu teologi yang
bernama hermenuetika (Poespoprodjo,interpretasi,hal
:90-91).
Mitos dan simbol,
walaupun berbeda dalam menyumbangkan kekayaan berpikir, namun keduanya termasuk
dalam proses berpikir. Bila orang berangkat dari mitos ke simbol, akan terjadi
perpindahan makna. Maksudnya dari kenyataan fisik beralih ke makna suara hati.
Contohnya kata “kotor” dalam arti utamanya mengacu pada sifat fisik, namun bila
istilah ini diangkat ke tingakat simbolik kata “kotor” bias berarti seorang
pendosa (Lorens Bagus,Silabus Logika dan
Bahasa, hal 8-9). Ricoeur membedakan tiga bentuk simbol, yaitu kosmik,
onirik, dan poetik.
Menurut Paul
Ricoeur, hermenuetika adalah teori cara menggunakan pemahaman dalam hubungan
dengan interpretasi suatu teks. Sedangkan teks adalah suatu karya tulis dengan
struktur yang menyeluruh. Karya tulis yang dimaksudkan bias dalam bentuk karya
sastra misalnya novel, puisi, ataupun drama.
Dalam
mengevaluasi suatu karya sastra dengan menggunakan simbol, biasanya dilakukan
melalui pendekatan eksponensial. Ungkapan-ungkapan tematis dalam suatu karya
sastra biasanya disampaikan lebih banyak secara implicit daripada eksplisit,
oleh karena itu ungkapan tersebut diutarakan melalui kekuatan simbol dan citra.
Pendekata eksponensial juga disebut pendekatan simbolik (Wilfred L. Guerin, A.
Handbook of Critical Approaches to Literature, hal 197).
Sastrawan dalam
menciptaka karyanya pasti memiliki gagasan yang ingin disampaikan. Maka
sastrawan menggunakan kata-kata yang spesifik dan mengolah sedemikian rupa
sehingga menghasilkan suatu karya yang indah, menarik dan mengandung moral values.
Dalam jurnal
ini, pertama Dra. Albertine S. Minderop, M.A. mengungkapkan arti simbol dalam
Drama The Glass Menagerie karya
Tennessee Williams. Simbol tersebut yaitu the
glass menagerie, hello goodbye, unicorn, victrola (phonograph), werehouse,
movies, candles out, the falling of unicorn, dan photograph. Berikutnya simbol dalam drama Heartbreak House, terdapat beberapa simbol seperti : horses, stables, house/ship, sea, dan heartbreak house. Dra. Albertine S.
Minderop, M.A. juga mengungkapkan beberapa arti simbol dalam novel The Scarlet Letter, seperti rose, herbs/weeds, dan graveyard.
B.
Analisis Jurnal Makna Simbol Dalam
Karya Sastra
Jurnal ini membahas hubungan bahasa simbol yang
terdapat dalam karya sastra. Pembahasan dalam jurnal ini sangat baik untuk menambah wawasan bagi
pembaca karya sastra, sehingga pembaca dapat mengetahui makna dari
simbol-simbol yang dijelaskan melalui pembahasan ini dan juga memahami hal-hal
yang ingin disampaikan penulis dalam karya
sastranya. Implikasinya, pembaca dapat juga mengartikan simbol-simbol yang
digunakan dalam karya sastra lainnya.
Dalam jurnal
ini berisi pembahasan simbol dalam karya sastra drama dan novel luar negeri,
yaitu drama The Glass Menagerie,
Heartbreak House, dan novel The
Scarlet Letter. Menurut saya masih banyak karya sastra terkenal yang dibuat
oleh sastrawan Indonesia yang menggunakan simbol-simbol dalam karyanya,
sehingga akan lebih menarik dan familiar bagi pembaca untuk membaca hasil
penelitian ini, tetapi setelah saya
mencari tahu bahwa penulis adalah seorang dosen sastra Inggris, maka wajar saja
jika beliau memilih karya sastra yang berbahasa Inggris. Hanya saja saran saya
pada penelitian berikutnya, untuk membahas juga penggunaan simbol dalam sastra
Indonesia.
Pembahasan dalam mengkaji simbol-simbol dalam drama The Glass Menagerie, Heartbreak House, dan novel
The Scarlet Letter sudah baik dan
jelas, tetapi menurut saya sebelum memaparkan maksud dari simbol tersebut akan
lebih baik jika simbol yang akan dijelaskan, diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia dan dijelaskan makna denotatifnya terlebih dahulu, sehingga pembaca
dapat membedakan makna denotatif dan makna kias dari simbol tersebut.
Penjelasan pendekatan yang digunakan sudah baik,
yaitu menggunakan pendekatan eksponensial. Struktur penulisan dalam jurnal ini
juga sistematik, penulis memaparkan abstract, pendahuluan, kajian teori,
pembahasan, simpulan, dan daftar pustaka serta terdapat catatan kaki.
Analisis bahasa dalam jurnal ini, bahasa yang
digunakan dalam jurnal ini cukup komunikatif sehingga mudah dipahami oleh
pembaca. Dalam jurnal ini juga terdapat beberapa kesalahan penulisan, seperti
pada kata “mempengaruhinya"
seharusnya “memengaruhi” dan “hekakat" seharusnya “hakekat” (halaman
14), “sastarwan” seharusnya
“sastrawan” dan “pendekaan”
seharusnya “pendekatan” (halaman 16), “lakuan”
seharusnya “perilaku” (halaman 17), “mempengaruhi”
seharusnya “memengaruhi” (halaman 21).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar