Perubahan Makna dalam Novel Negeri Lima Menara
A.Fuadi cukup banyak menggunakan perubahan makna perluasan pada novel Negeri Lima Menara ini, analisisnya adalah sebagai berikut :
a) Dari hasil analisis ditemukan beberapa kata yang mengandung perubahan makna perluasan. Diantaranya pada kata tiket, mengunci, bapak, ibu, kakak, dan anak.
b) Dari hasil analisis ditemukan beberapa kata yang mengandung perubahan makna penyempitan. Diantaranya pada kata madrasah, dan kiai.
c) Dari hasil analisis ditemukan beberapa kata yang mengandung perubahan makna peninggian. Diantaranya pada kata saya, saudagar, anda, dan menikah.
d) Dari hasil analisis ditemukan beberapa kata yang mengandung perubahan makna penurunan. Diantaranya pada kata lelaki, perempuan, tergila-gila, dan julukan.
e) Dari hasil analisis ditemukan beberapa kata yang mengandung perubahan makna pertukaran. Diantaranya pada kata bunyi halus, aku kecut, dan ketukan halus.
f) Dari hasil analisis ditemukan beberapa kata yang mengandung perubahan makna persamaan. Diantaranya pada kata sepelemparan batu, mengibarkan senyum, Sepotong do’a, dengungan ribuan tawon, Bulatkanlah dan sahabat pena.
g) Dari hasil analisis ditemukan beberapa kata yang mengandung perubahan makna metafora. Diantaranya pada kata kaki ibu, daun pintu, mulut pintu, dan ekor mata.
b) Dari hasil analisis ditemukan beberapa kata yang mengandung perubahan makna penyempitan. Diantaranya pada kata madrasah, dan kiai.
c) Dari hasil analisis ditemukan beberapa kata yang mengandung perubahan makna peninggian. Diantaranya pada kata saya, saudagar, anda, dan menikah.
d) Dari hasil analisis ditemukan beberapa kata yang mengandung perubahan makna penurunan. Diantaranya pada kata lelaki, perempuan, tergila-gila, dan julukan.
e) Dari hasil analisis ditemukan beberapa kata yang mengandung perubahan makna pertukaran. Diantaranya pada kata bunyi halus, aku kecut, dan ketukan halus.
f) Dari hasil analisis ditemukan beberapa kata yang mengandung perubahan makna persamaan. Diantaranya pada kata sepelemparan batu, mengibarkan senyum, Sepotong do’a, dengungan ribuan tawon, Bulatkanlah dan sahabat pena.
g) Dari hasil analisis ditemukan beberapa kata yang mengandung perubahan makna metafora. Diantaranya pada kata kaki ibu, daun pintu, mulut pintu, dan ekor mata.
- Makna kata yang tergolong dalam perubahan makna yang terdapat pada novel Negeri Lima Menara
Dalam novel Negeri Lima Menara terdapat kata-kata yang mengalami perubahan makna, perubahan makna tersebut terbagi dalam macam-macam perubahan makna. Perubahan makna tersebut, antara lain :
a) Analisis perluasan (generalisasi) makna dalam novel Negeri Lima Menara, antara lain :
Kata Makna Lama Makna Baru
1) Tiket (hal 4) Karcis masuk suatu kunci
tempat
2) Mengunci (hal 11) Menutup pintu Mengurung
pada kata
“Mengunci
diri”
3) Bapak (hal 26) orang tua laki-laki semua laki
-laki yang
Berumur
lebih tua
4) Ibu (hal 26) orang tua perempuan semua
perempuan
yang
berumur
lebih tua
5) Kakak (hal55) saudara kandung semua orang
yang lebih tua yang lebih tua
6) Anak(hal 19) Keturunan yang kedua orang yang
lebih muda,
perlu
nasihat
7) Murid(hal 26) Siswa suatu sekolah semua orang
yang diajar
8) Asrama (hal 32) Tempat tinggal yang tempat tinggal
dikelola lembaga yang dikelola
atau sekolah secara swasta
b) Penyempitan (spesialisasi) makna dalam novel Negeri Lima Menara, antara lain :
Kata Makna Lama Makna Baru
1) Madrasah (hal 7) Sekolah Sekolah Islam
2) Ke Belakang Pergi ke tempat yang Buang air
ada di belakang besar atau
kecil
c) Peninggian (ameliorasi) makna dalam novel Negeri Lima Menara, antara lain:
1) Saya (hal 19) Lebih tinggi daripada Gua
2) Saudagar (hal 19) Lebih tinggi daripada Pedagang
3) Anda (hal 28) Lebih tinggi daripada Kamu
4) Menikah(hal 99) Lebih tinggi daripada Kawin
d) Penurunan (peyorasi) makna dalam novel Negeri Lima Menara, antara lain :
1) Perempuan (55) Lebih rendah daripada Wanita
2) Lelaki (90) Lebih rendah daripada Pria
3) Tergila-gila (99) Lebih rendah daripada Terpesona
4) Julukan (99) Lebih rendah daripada Panggilan
e) Pertukaran (sinestesia) makna dalam novel Negeri Lima Menara, antara lain pada kalimat :
1) Ketukan-ketukan halus terdengar setiap gumpal salju yang menyentuh kaca depanku. Halaman 1, bermakna ketukan secara pelan.
2) Tapi hari ini pula aku kecut, karena tidak siap mengikuti ujian masuk. Halaman 37, bermakna aku malas.
3) Bunyi halus dari messenger menghentikan tanganku. Halaman 3, bermakna bunyi yang sangat pelan.
f) Persamaan (asosiasi) makna dalam novel Negeri Lima Menara, antara lain :
1) Posisi kantorku hanya sepelemparan batu dari The Capitol. (Halaman 2)
2) Malam ini Amak tidak mengibarkan senyum. (Halaman 6)
3) Sepotong do’a dari para orang tua murid yang mengintip-intip dari luar jendela. (Halaman 37)
4) Semua orang mengobrol seperti dengungan ribuan tawon transmigrasi. (Halaman 48)
5) Bulatkanlah niat di hati kalian. (Halaman 50)
6) Hobi berkirim surat atau sahabat pena berada di puncak popularitas. (Halaman 99)
g) Metafora makna dalam novel Negeri Lima Menara, antara lain :
1) Daun pintu bermakna batang pintu.
2) Mulut pintu bermakna lubang pintu masuk.
3) Ekor mata bermakna melihat sepintas atau sekilas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar