Pages - Menu

Suci Wulandari

Suci Wulandari
Suci Wulandari

Selasa, 24 April 2012

ANALISIS JURNAL MAKNA SIMBOL DALAM KARYA SASTRA KARYA DRA. ALBERTINE S. MINDEROP,M.A.


A.    Resume Jurnal Makna Simbol Dalam Karya Sastra
Dra. Albertine S. Minderop, M.A. membahas hubungan bahasa simbol, dan kesusastraan. Maksudnya adalah memahami simbol-simbol yang terdapat dalam karya sastra. Bahasa adalah milik manusia yang digunakan untuk menyampaikan pikiran dan perasaannnya sebagai alat komunikasi. Ada banya definisi bahasa yang disampaikan beberapa ahli bahasa seperti Yuen Ren Chao, Aristoteles, dan Anton Reicheling dalam makna dan peranan bahasa. Dalam hubungan dengan peran, bahasa memiliki beberapa fungsi, antara lain fungsi kreatif.
Dalam menggunakan bahasa, orang senantiasa berfikir untuk memahami makna yang terkandung dalam kata-kata. Situasi ini menghubungkan bahasa dengan filsafat, karena filsafat menawarkan kesempatan untuk berpikir dengan cara mengajukan pertanyaan.
Menurut Heidegger, bahasa sebagai suatu proses, gerakan, dan suatu jalan. Pemahaman suatu teks terletak pada mendengarkan lewat bahasa manusia tentang hal yang dikatakan. Masalah bahasa ditemukan Heidegger lewat disiplin ilmu teologi yang bernama hermenuetika (Poespoprodjo,interpretasi,hal :90-91).
Mitos dan simbol, walaupun berbeda dalam menyumbangkan kekayaan berpikir, namun keduanya termasuk dalam proses berpikir. Bila orang berangkat dari mitos ke simbol, akan terjadi perpindahan makna. Maksudnya dari kenyataan fisik beralih ke makna suara hati. Contohnya kata “kotor” dalam arti utamanya mengacu pada sifat fisik, namun bila istilah ini diangkat ke tingakat simbolik kata “kotor” bias berarti seorang pendosa (Lorens Bagus,Silabus Logika dan Bahasa, hal 8-9). Ricoeur membedakan tiga bentuk simbol, yaitu kosmik, onirik, dan poetik.
Menurut Paul Ricoeur, hermenuetika adalah teori cara menggunakan pemahaman dalam hubungan dengan interpretasi suatu teks. Sedangkan teks adalah suatu karya tulis dengan struktur yang menyeluruh. Karya tulis yang dimaksudkan bias dalam bentuk karya sastra misalnya novel, puisi, ataupun drama.
Dalam mengevaluasi suatu karya sastra dengan menggunakan simbol, biasanya dilakukan melalui pendekatan eksponensial. Ungkapan-ungkapan tematis dalam suatu karya sastra biasanya disampaikan lebih banyak secara implicit daripada eksplisit, oleh karena itu ungkapan tersebut diutarakan melalui kekuatan simbol dan citra. Pendekata eksponensial juga disebut pendekatan simbolik (Wilfred L. Guerin, A. Handbook of Critical Approaches to Literature, hal 197).
Sastrawan dalam menciptaka karyanya pasti memiliki gagasan yang ingin disampaikan. Maka sastrawan menggunakan kata-kata yang spesifik dan mengolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu karya yang indah, menarik dan mengandung moral values.
Dalam jurnal ini, pertama Dra. Albertine S. Minderop, M.A. mengungkapkan arti simbol dalam Drama The Glass Menagerie karya Tennessee Williams. Simbol tersebut yaitu the glass menagerie, hello goodbye, unicorn, victrola (phonograph), werehouse, movies, candles out, the falling of unicorn, dan photograph. Berikutnya simbol dalam drama Heartbreak House, terdapat beberapa simbol seperti : horses, stables, house/ship, sea, dan heartbreak house. Dra. Albertine S. Minderop, M.A. juga mengungkapkan beberapa arti simbol dalam novel The Scarlet Letter, seperti rose, herbs/weeds, dan graveyard.





B.     Analisis Jurnal Makna Simbol Dalam Karya Sastra
Jurnal ini membahas hubungan bahasa simbol yang terdapat dalam karya sastra. Pembahasan dalam jurnal  ini sangat baik untuk menambah wawasan bagi pembaca karya sastra, sehingga pembaca dapat mengetahui makna dari simbol-simbol yang dijelaskan melalui pembahasan ini dan juga memahami hal-hal yang ingin disampaikan penulis dalam  karya sastranya. Implikasinya, pembaca dapat juga mengartikan simbol-simbol yang digunakan dalam karya sastra lainnya.  
 Dalam jurnal ini berisi pembahasan simbol dalam karya sastra drama dan novel luar negeri, yaitu drama The Glass Menagerie, Heartbreak House, dan novel The Scarlet Letter. Menurut saya masih banyak karya sastra terkenal yang dibuat oleh sastrawan Indonesia yang menggunakan simbol-simbol dalam karyanya, sehingga akan lebih menarik dan familiar bagi pembaca untuk membaca hasil penelitian ini, tetapi setelah  saya mencari tahu bahwa penulis adalah seorang dosen sastra Inggris, maka wajar saja jika beliau memilih karya sastra yang berbahasa Inggris. Hanya saja saran saya pada penelitian berikutnya, untuk membahas juga penggunaan simbol dalam sastra Indonesia.
Pembahasan dalam mengkaji simbol-simbol dalam drama The Glass Menagerie, Heartbreak House, dan novel The Scarlet Letter sudah baik dan jelas, tetapi menurut saya sebelum memaparkan maksud dari simbol tersebut akan lebih baik jika simbol yang akan dijelaskan, diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan dijelaskan makna denotatifnya terlebih dahulu, sehingga pembaca dapat membedakan makna denotatif dan makna kias dari simbol tersebut.
Penjelasan pendekatan yang digunakan sudah baik, yaitu menggunakan pendekatan eksponensial. Struktur penulisan dalam jurnal ini juga sistematik, penulis memaparkan abstract, pendahuluan, kajian teori, pembahasan, simpulan, dan daftar pustaka serta terdapat catatan kaki.



Analisis bahasa dalam jurnal ini, bahasa yang digunakan dalam jurnal ini cukup komunikatif sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Dalam jurnal ini juga terdapat beberapa kesalahan penulisan, seperti pada kata “mempengaruhinya" seharusnya “memengaruhi” dan  hekakat" seharusnya “hakekat” (halaman 14), “sastarwan” seharusnya “sastrawan” dan “pendekaan” seharusnya “pendekatan” (halaman 16), “lakuan” seharusnya “perilaku” (halaman 17), “mempengaruhi” seharusnya “memengaruhi” (halaman 21).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar