Pages - Menu

Suci Wulandari

Suci Wulandari
Suci Wulandari

Sabtu, 25 Juni 2011

Feminisme dalam novel Tarian Bumi Karya oka rusmini


Oka Rusmini merupakan sastrawan Indonesia yang jeli dalam mengamati   fenomena-fenomena sosial budaya. Kehidupan   masyarakat   yang kompleks   dan   rumit ia   tuangkan   dalam  tulisan   dengan   menggunakan   bahasa sederhana yang terkadang masih lekat   dengan   logat  Bali.  Ia  juga  mampu  menggambarkan   yang   cukup    spesifik   tentang   kehidupan    masyarakat     Bali. Keistimewaan   Oka   Rusmini   dalam   novel        Tarian   Bumi   bahwa   tokoh   yang terlibat   dalam    novel   tersebut  dapat   diungkapkannya   dengan    cermat    tanpa kehilangan jalinan  kisah,   apalagi   kehilangan    alur   cerita.  Selain   itu,  Oka Rusmini     mampu     menggambarkan        kehidupan    masyarakat     Bali  yang   begitu kompleks   dengan   adat   istiadat   dan   peraturan-peraturan   yang   sulit   dipahami oleh logika. Novel   ini   mengetengahkan   beberapa   konflik   yang ada    dalam   kehidupan     bermasyarakat.
Melalui novel Tarian Bumi ini, Oka Rusmini menyuguhkan sebuah realita Bali yang sesungguhnya memendam   luka yang teramat dalam bagi para penghuninya. Setelah dihayati lebih jauh lagi, tampaklah ada setumpuk gugatan yang ingin disampaikan oleh Oka. Tarian Bumi menampilkan dunia perempuan yang sama sekali berbeda dibandingkan penggambaran yang pernah ada sebelumnya. Perempuan dalam Tarian Bumi, dicitrakan sebagai sosok-sosok yang begitu kuat, gelisah, mandiri, dan memberontak.
Novel Tarian Bumi, dengan mengambil budaya Bali sebagai latar, merupakan gugatan feminisme Oka Rusmini terhadap kemapanan nilai-nilai lama yang tertutup dan angkuh. Perempuan-perempuan yang digambarkan oleh Oka Rusmini tidak hanya menjadi sebuah kritikan yang keras terhadap sistem patriarki, sistem yang selama ini merugikan kaum tersebut. Oka Rusmini bahkan menawarkan sebuah pemberontakan dengan sebuah pemikiran, bahwa perempuan tidaklah hanya untuk dipilih, tapi juga berhak untuk memilih.
Oka Rusmini  melalui novelnya  ini  ingin memaparkan kondisi masyarakat  Bali    terutama kaum perempuan secara   terang-terangan, di  mana terdapat beberapa pertentangan adat. Pengarang ingin mengajak masyarakat untuk mencapai kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan tanpa memandang kelas-kelas sosial dalam novel ini. Perjuangan tokoh perempuan dalam mewujudkan feminisme dalam novel ini diharapkan dapat memberikan implikasi bahwa untuk mencapai kebahagiaan dalam   hidup   tidaklah   mudah,   dibutuhkan   perjuangan   keras   dan   sikap   pantang menyerah.
Novel Tarian Bumi karangan Oka Rusmini sangat menarik bila dilihat dari segi psikologis. Novel ini mempunyai kelebihan di antaranya ialah tokoh utama cerita ternyata mampu dan tegar menghadapi berbagai fenomena hidup meskipun di dalamnya banyak terjadi konflik. Di lain pihak, melalui tokoh cerita pengarang ingin menyampaikan pesan moral kepada pembaca bahwa untuk mencapai suatu keinginan  haruslah  di   ikuti dengan usaha   yang   sungguh-sungguh dan  pantang   menyerah. Novel ini juga mengajarkan bahwa kita harus selalu patuh dan menghormati adat yang dimilikinya. Walaupun tidak semua adat baik bagi yang bersangkutan. Ditambah lagi cerita novel ini menggunakan alur flashback yang semakin menarik dan membuat pembaca penasaran.
Kekurangan novel ini adalah terlalu menggunakan bahasa yang cukup fulgar, tetapi dapat tertutupi dengan adanya kisah yang sangat menarik. Kelebihan novel inni adalah jika dilihat dari segi psikologis memang terdapat kebaikkan karena menceritakan bagaimana seorang wanita yang tegar menghadapi cobaan hidup, jika dilihat dari segi agama juga baik, karena walaupun menentang adat tetapi tetap menjalankan ibadah mereka.
Amanat yang terdapat dalam novel Tarian Bumi karya Oka Rusmini yaitu, ajaran   moral.   Bahwa   untuk   mencapai   suatu   keinginan   haruslah   di   ikuti   dengan usaha    yang   sungguh-sungguh dan  pantang   menyerah. Tampak dalam  kutipan berikut:
“Aku ingin sembahyang, Kenten. Bicara pada para dewa agar mereka tahu aku sungguh-sungguh ingin menjadi penarijoged.  Aku ingin mengangkat sekehe   joged   ini.   Aku   ingin   para   dewa   berbicara   dengan   tetua   desa   ini bahwa aku pantas menjadi penari.” (Tarian Bumi, 2007: 39).
Novel ini juga mengajarkan bahwa kita harus selalu patuh dan menghormati adat yang dimilikinya. Walaupun tidak semua adat baik bagi yang bersangkutan. Seperti    budaya    Bali  yang   menempatkan   kaum        perempuan   di    bawah   laki-laki. Perempuan   Bali   tidak   memiliki   persamaan   hak   dengan   kaum   laki-laki,   seperti dalam     memilih    pasangan     hidup. Misalnya,  Perempuan      Bali   dilarang   menikah dengan laki-laki yang berbeda kasta, apabila mereka melanggarnya maka mereka harus siap menanggung resikonya. Disini tampak perbedaan hak antara kaum laki- laki dan perempuan di Bali yang seharusnya itu dihapus. Perempuan Bali adalah perempuan pekerja keras yang patuh pada adat dan setia pada keluarga. Disini dapat kita contoh perjuangan mereka dalam mencapai kebahagiaan,   walaupun   harus   menentang   adat.
Berdasarkan figur tokoh perempuan dalam novel ini, diharapkan dapat memberi     implikasi  bagi  pembaca, yaitu mampu menyadari bahwa setiap   manusia   dilahirkan   dengan   masing-masing   adat   budayanya.   Namun   tidak semua adat itu baik untuk kita, seperti dalam novel Tarian Bumi ini. Dan kita juga harus   saling   menghormati   antara   hak   dan kewajiban setiap orang tanpa diskrimasi ras, agama, dan jenis kelamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar